15 Mei 2017

Perang Guntung

  
   Perang Guntung  Di yakini di dalam Peta dan bekas” penemuan, dan di kutip dari berbagai sumber, Perang Guntung terletak di”PULAU GUNTUNG” yg di sebut-sebut sebagai Benteng atau Logi Belanda saat terjadi penyerbuan oleh Kerajaan Siak yg dikenal dgn nama “PERANG GUNTUNG 1760 M” yg di pimpin “BUANG ASMARA” menggunakan armada kapal perang “HARIMAU BUAS” dari Bintan.

Namun hari ini timbul pertanyaan & rasa sangat penasaran di benak hati kita setelah melihat peta ini karena sekarang hanya ada 1 pulau di situ yaitu Pulau Sabah.

Pertanyaannya :
Kemana 1 pulau lagi yg disebut-sebut sebagai PULAU GUNTUNG yg begitu melegenda dengan sebutan hingga hari ini  “PERLAWANAN RAKYAT RIAU MENGANGKAT SENJATA MELAWAN VOC” hingga siak begitu terkenal hingga ke Eropa ??

Apakah pulau itu hilang oleh faktor alam tergerus oleh derasnya air muara selama 3 abad ???

Kalau memang pulau tsb hilang oleh faktor alam tergerus oleh derasnya air muara selama 3 abad mengapa pulau sabah tidak hilang ???

Apakah ada hal lain seperti mitos yg membuat pulau yg begitu melegenda sebagai bukti sejarah bagaikan hilang di telan bumi ??

Berharap PEMDA SIAK melakukan kajian mendalam tentang hilangnya pulau tersebut dgn melakukan kerjasama dgn Belanda menggunakan kecanggihan teknologi. Melakukan penyelaman di sekitar muara siak untuk mencari artefak-artefak ataupun bukti lain bangunan benteng seperti tembok beton  & meriam.
Karena terdapat silang pendapat tentang benteng Pulau Guntung. Sebagian ada yg berpendapat bahwa benteng yg di serbu tersebut berada di Pulau Burung Kuala Sungai Guntung Indragiri Hilir agar sejarah Perang Guntung menjadi terang benderang untuk diwariskan kepada generasi penerus.

Kembali kita pada cerita PERANG GUNTUNG, Mungkin kalau kita ingin menemukan Benteng Guntung di Muara Siak  yg dikaitkan dengan mitos, Sepertinya ada untaian kata yg menarik dalam SYAIR PERANG SIAK  seperti kisah-kisah petualangan harta karun.  Antara lain syair Perang Siak itu berbunyi :

     Duapuluh tiga hari bulan Februari. Ketika hari diambang petang. Tabir senja sedang menjelang. Sabah-sabah loji terpandang. Panglima memerintah siagakan Lancang. Berarti itu bulan ini.

Dalam buku karangan netscer, pada masa perang siak 2. Kapal kapal voc singgah di pulau guntung tersebut, masih melihat tengkorak2 serdadu voc yang mati pada saat perang siak 1 (guntung).  Setelah tulang2 itu dikuburkan. Komandan voc memerintahkan untuk membakar loji (benteng)  guntung.  Sebelum mereka berangkat diletakkan sebuah batu penanda kekuasaan voc di pulau itu. Batu itulah yang sebenarnya yg ingin kami cari.
Dalam catatan jurnal perang siak. Tercatat batu itu bertuliskan VOC. dari penelusuran ke museum sejarah di Melaka… Ada sebuah batu penanda peninggalan VOC yang berbentuk kepala singa sesuai dengan lambang kerajaan belanda.  Bisa jadi batu serupa itulah yang diletakkan di pulau guntung pada masa itu…
Menurut sumber ,Ada  selat kecil selebar 1 meter yang memisahkan pulau guntung dengan tanah raya (sumatra). Tahun 2010 saya (khairurizan rusli) kesana bersama tim purbakala. Dalam sejarah dulunya selat guntung itu tempat bersembunyinya kapal kapal bajak laut. Jadi bisa dibayangkan berapa besarnya selat itu dimasa lalu.
Menurut penuturan orang tua tua di daerah sana dan sekitarnya. Ada  sumpah dari sultan siak (tapi tidak diketahui sultan yg mana) yang bertitah bahwa tidak akan pernah maju kampung rempak ini sebelum pulau guntung menyatu dengan tanah raya (sumatra).. Wallahu’alam….
Perang Guntung pun tertulis dalam Tarombo karya S. M. T. DJANG di situ Perang memukul Belanda di P. Guntung 1760 M. Belanda Mundur.

Maklumat lain sebagai rujukan utama Perang Guntung ada pada Zuriyyat Tengku Syed Abubakar – Temenggong Kesultanan Siak.

Tidak ada komentar: